JAKARTA – Experienced Project Manager | AI & Big Data Specialist | Expert in Data Integration and Real-Time Analytics | Enthusiast in Prompt Engineering & ML Visualization with DALL-E & Stable Diffusion, Noer Barrihadianto, menyoroti meningkatnya ancaman terhadap infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di tahun 2024. Ia menjelaskan bahwa serangan siber yang menyasar sistem AI kini semakin canggih dan kompleks, memaksa organisasi untuk memperkuat strategi keamanan mereka. “Pada 2024, kita melihat lonjakan signifikan dalam serangan yang menargetkan AI, terutama pada sektor-sektor kritis seperti kesehatan dan transportasi,” ujar Noer dalam keterangannya, Selasa (20/8/2024).
Noer Barrihadianto menjelaskan bahwa salah satu ancaman utama adalah serangan adversarial terhadap sistem AI. “Serangan ini dapat memodifikasi data input dengan sangat halus, sehingga algoritma AI membuat kesalahan fatal dalam pengambilan keputusan, seperti yang kita lihat dalam kasus mobil otonom yang salah mengenali objek di jalan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Noer menekankan pentingnya proteksi terhadap pencurian model AI, yang dapat berdampak luas pada keamanan dan privasi data. “Pencurian model AI bukan hanya masalah finansial tetapi juga berisiko tinggi terhadap keamanan nasional, terutama jika digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambah Noer.
Noer juga menyarankan adopsi teknologi canggih untuk melindungi infrastruktur AI, termasuk penggunaan arsitektur perangkat keras yang lebih aman dan penerapan pembaruan keamanan secara berkala. “Keamanan perangkat keras harus menjadi prioritas karena kelemahan pada lapisan ini dapat membuka celah bagi penyerang untuk mengambil alih sistem AI,” tegasnya.
Selain itu, Noer Barrihadianto juga mengingatkan akan bahaya penyalahgunaan teknologi deepfake yang kini semakin marak digunakan untuk menyebarkan disinformasi. “Deepfake bisa merusak reputasi individu maupun kelompok, dan dalam konteks yang lebih luas, dapat mengganggu stabilitas sosial dan politik,” jelas Noer. Ia mengimbau agar teknologi pendeteksi deepfake terus dikembangkan dan diimplementasikan secara luas.
Di akhir keterangannya, Noer Barrihadianto menyampaikan langkah-langkah preventif yang bisa diambil oleh organisasi untuk melindungi infrastruktur AI dari serangan siber. “Penting bagi organisasi untuk tidak hanya bergantung pada satu lapisan keamanan. Kombinasi antara firewall generasi terbaru, manajemen informasi dan peristiwa keamanan (SIEM), serta pencegahan kehilangan data (DLP) akan memberikan perlindungan yang lebih komprehensif,” tuturnya.
Noer juga menekankan pentingnya kesadaran akan keamanan siber di semua level organisasi. “Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab tim IT, tetapi seluruh organisasi harus terlibat untuk memastikan infrastruktur AI tetap terlindungi dari ancaman yang terus berkembang,” pungkas Noer Barrihadianto. **