Insiden serangan siber yang menimpa perusahaan penyedia platform jual-beli aset kripto Indodax telah membuka mata akan ancaman yang semakin nyata di dunia digital.
Di mana pada tanggal 11 September 2024, layanan Indodax tidak dapat diakses karena adanya indikasi akses ilegal dan eksploitasi celah keamanan pada server mereka. Sebagai langkah pencegahan, Indodax melakukan pemeliharaan (maintenance) mendalam untuk memastikan dana member tetap aman.
Kemudian CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengonfirmasi bahwa serangan ini diduga terkait dengan kelompok hacker yang terafiliasi dengan DPRK (Korea Utara), sebuah ancaman global yang kerap menyasar platform dengan likuiditas besar. Untuk menangani situasi tersebut, Indodax telah bekerja sama dengan Cyber Mabes Bareskrim Polri serta menggandeng konsultan keamanan siber internasional guna melakukan audit menyeluruh terhadap infrastruktur mereka.
Merespons hal tersebut, CEO PT Solusindo Digital Holistik (SIDIK CYBER) Yonathan Yeremia menerangkan bahwa memang selalu ada ancaman serangan siber sebagai bagian dari risiko eksistensi perusahaan yang menjalankan bisnisnya berbasis digital.
“Di era digital ini, serangan siber menjadi risiko yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan mana pun, terutama di sektor keuangan dan teknologi,” kata Yonathan, Sabtu (14/9).
Oleh karena itu, ia pun mengatakan bahwa memang sudah saatnya penting untuk mengadopsi solusi yang tidak hanya reaktif tetapi juga proaktif dalam melindungi sistem dan aset digital. Di sinilah konsep manajemen risiko yang kolaboratif dan berbasis TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) memainkan peran penting.
“Serangan siber modern tidak hanya menargetkan satu titik kerentanan tetapi seringkali melibatkan eksploitasi kompleks di berbagai lapisan infrastruktur. Oleh karena itu, pendekatan keamanan yang holistik harus mencakup berbagai hal,” ujarnya.
Pendekatan Keamanan Holistik
Kemudian, Yonathan menjelaskan tiga aspek pendekatan keamanan secara holistik yang harus diperhatikan, antara lain ;
- Perlindungan Berlapis:
Mengintegrasikan beberapa lapisan keamanan dari jaringan, aplikasi, hingga data sensitif, untuk memastikan jika satu lapisan terganggu, lapisan lainnya tetap melindungi. - Kolaborasi dengan Ahli Keamanan:
Seperti yang dilakukan oleh Indodax melalui kerja sama dengan konsultan keamanan siber, kolaborasi dengan para ahli lokal dan internasional memungkinkan peningkatan wawasan terhadap teknik peretasan terbaru serta solusi cepat dan efektif. - Manajemen Risiko Berbasis TKDN:
Dalam konteks industri teknologi di Indonesia, penting untuk mengedepankan produk-produk lokal yang telah memenuhi standar TKDN. Selain mendukung industri dalam negeri, penggunaan produk-produk dengan komponen lokal yang tinggi mampu meningkatkan kontrol, efisiensi, serta meningkatkan keamanan data lokal.
Untuk menindaklanjuti aspek keamanan tersebut, Yonathan mengatakan bahwa TKMT Risk Management menjadi salah satu solusi yang tepat dan sangat holistik dan kolaboratif berbasis TKDN.
“Sebagai solusi terhadap tantangan keamanan siber yang dihadapi Indodax, PT Solusindo Digital Holistik (SIDIK CYBER) bekerja sama dengan PT Tri Kreasi Mandiri Teknologi (TKMT) menawarkan pendekatan manajemen risiko yang holistik dan kolaboratif dengan TKDN sebesar 69,19%,” terangnya.
Pendekatan ini menurut Yonathan tidak hanya mendukung industri lokal, akan tetapi juga menghadirkan solusi terintegrasi yang lebih kuat dan adaptif terhadap ancaman yang terus berkembang.
“Manajemen risiko holistik TKMT mencakup ; audit infrastruktur menyeluruh, pemantauan berbasis AI, penggunaan produk berbasis TKDN, red teaming atau simulasi serangan, pemberian pelatihan keamanan untuk seluruh staf, dan kolaborasi dengan regulator dan lembaga keamanan,” jelas Yonathan.
Yonathan menerangkan bahwa pihaknya menyediakan layanan audit menyeluruh yang melibatkan pemindaian kerentanan dan analisis sistem dari semua sisi, mulai dari aplikasi, jaringan, hingga kebijakan keamanan internal. Di mana setiap kelemahan akan diidentifikasi dan diperbaiki untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang.
Kemudian tentang pemantauan berbasis AI (Artificial Intelligence). Yonatahan menyampaikan bahwa sistem pemantauan keamanan yang ditawarkan memang telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi pola aktivitas mencurigakan.
“Sistem ini mampu memantau lalu lintas data secara real-time dan memberikan notifikasi dini jika ada potensi ancaman. Dengan teknologi ini, Indodax dapat segera mengetahui jika ada anomali dalam transaksi atau aktivitas pengguna,” terangnya.
Lantas terkait dengan penggunaan produk yang telah berbasis TKDN tinggi, Yonathan menjelaskan bahwa pihaknya sangat mengedepankan penggunaan produk-produk berbasis komponen dalam negeri.
“PT TKMT, dengan TKDN sebesar 69,19%, telah terbukti mampu menghasilkan solusi keamanan siber berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi standar internasional tetapi juga mendukung pemberdayaan industri lokal,” papar Yonathan.
Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa sebagai bagian dari manajemen risiko, PT TKMT bersama SIDIK CYBER Indonesia juga sanggup melakukan simulasi serangan untuk menguji ketahanan sistem seperti yang dimiliki oleh Indodax terhadap ancaman dunia nyata. Ia menegaskan bahwa dengan pendekatan ini, kelemahan yang belum terdeteksi dapat diidentifikasi dan diatasi sebelum penyerang sungguhan menemukannya.
Tidak cukup hanya mengamankan sistem, Yonathan juga siap menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi tim IT dan karyawan Indodax tentang keamanan siber. Di mana setiap orang di dalam perusahaan memang sudah seharusnya memahami ancaman siber yang ada dan bagaimana cara menghadapinya, dari teknisi hingga level manajemen.
Dan yang terakhir adalah kolaborasi dengan regulator dan lembaga keamanan. Yonathan menerangkan bahwa salah satu fasilitas layanan manajemen risiko keamanan TKMT adalah membantu dalam menjalin kolaborasi yang erat antara perusahaan Indodax dengan lembaga keamanan seperti Bareskrim Polri dan regulator lainnya.
“Kolaborasi ini penting untuk menjaga agar langkah-langkah mitigasi yang diambil selaras dengan regulasi yang berlaku serta membantu penegakan hukum jika diperlukan,” tuturnya.
Masa Depan Keamanan Digital Indonesia
Lebih lanjut, Yonathan menjelaskan bahwa kasus serangan siber terhadap perusahaan dan korporasi seperti Indodax telah menunjukkan bahwa setiap perusahaan, terutama yang beroperasi di sektor kripto dan fintech, harus waspada dan proaktif dalam menghadapi ancaman siber.
Oleh sebab itu, dengan penggunaan solusi yang holistik dan kolaboratif seperti yang ditawarkan oleh PT Solusindo Digital Holistik (SIDIK CYBER) bersama dengan PT Tri Kreasi Mandiri Teknologi (TKMT), maka bisa dipastikan bahwa sistem digital Indonesia dapat menjadi lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Industri keamanan siber tidak hanya tentang teknologi, ini juga tentang kemitraan yang kuat, kolaborasi yang luas, serta komitmen untuk melindungi ekosistem digital. Dengan mengedepankan komponen lokal melalui TKDN dan mendukung keberlanjutan industri dalam negeri, kita tidak hanya membangun sistem yang aman tetapi juga ekonomi yang lebih mandiri dan inovatif,” pungkasnya.
SIDIK CYBER dan TKMT: Bersama Melindungi Masa Depan Digital dengan Solusi Holistik dan Berbasis TKDN.