Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad memberikan respons positif atas wacana pembentukan Angkatan Siber sebagai matra baru di TNI. Hal ini menurutnya, adalah sebuah langkah strategis yang dilakukan negara untuk memberikan penguatan kepada TNI dalam bidang keamanan data dan siber.
“Pembentukan Angkatan Siber sebagai matra keempat di dalam struktur TNI merupakan langkah strategis yang sangat penting,” kata Fadel dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/9).
Ia pun memuji langkah visioner Presiden Jokowi tersebut. Apalagi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pun sudah memberikan lampu hijau dengan menilai keberadaan Angkatan Siber TNI adalah sebagai bagian dari urgensi keamanan dan pertahanan negara.
“Jadi langkah ini merupakan respons terhadap kompleksitas ancaman siber yang terus berkembang di era digital,” ujarnya.
Politisi senior Partai Golkar ini pun menyampaikan bahwa era perkembangan teknologi informasi seperti saat ini memang selalu linier dengan ancaman dan keamanannya. Salah satu aspek yang cukup menjadi perhatian dunia adalah keamanan siber, di mana banyak tindakan dan serangan berbasis siber merajalela di berbagai dunia, termasuk di Indonesia.
“Seiring dengan kemajuan teknologi, ancaman siber menjadi salah satu tantangan terbesar bagi keamanan nasional. Angkatan Siber akan berperan penting dalam memperkuat pertahanan negara, menjaga integritas data, serta melindungi infrastruktur kritis dari ancaman digital,” jelas Fadel.
Maka dengan keberadaan angkatan Siber sebagai salah satu matra di TNI, akan semakin memperkuat tentara negara dalam aspek pengamanan darat, laut, udara dan siber.
“Matra ini akan melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, menjadikannya lebih siap untuk menghadapi ancaman siber yang semakin beragam dan canggih,” tegasnya.
Kolaborasi Holistik Kunci Keberhasilan
Tidak hanya itu, Fadel Muhammad juga mengatakan bahwa pembentukan Angkatan Siber bukanlah tugas TNI semata, melainkan memerlukan dukungan dari berbagai sektor, termasuk sektor swasta, untuk mewujudkan keamanan siber yang efektif dan berkelanjutan.
Kolaborasi ini harus melibatkan berbagai aspek, mulai dari inovasi dan teknologi dari sektor swasta. Bagi Fadel, sektor swasta, khususnya perusahaan yang memproduksi produk keamanan siber buatan anak bangsa, harus menjadi mitra utama dalam mendukung Angkatan Siber.
“Produk yang dirancang dengan prinsip holistik mencakup perlindungan, deteksi, dan respons terhadap ancaman akan memperkuat pertahanan digital kita. Investasi dalam teknologi canggih dan inovasi lokal akan memastikan bahwa solusi yang digunakan adalah yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan nasional,” terang Fadel Muhammad.
Kemudian aspek selanjutnya adalah penelitian dan pengembangan bersama. Ini merupakan aspek yang tidak kalah penting karena kerja sama antara institusi riset, universitas, dan industri teknologi sangat diperlukan dalam upaya memperkuat ketahanan siber nasional.
“Program penelitian dan pengembangan yang kolaboratif dapat melahirkan solusi keamanan siber yang lebih efektif. Ini termasuk pengembangan algoritma keamanan, teknologi enkripsi, dan sistem deteksi ancaman terbaru,” tandasnya.
Aspek lain adalah soal pelatihan dan peningkatan kapasitas. Fadel menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan potensi Angkatan Siber, pelatihan yang komprehensif bagi personel yang akan terlibat sangat diperlukan.
“Sektor swasta dapat berkontribusi dalam menyediakan pelatihan dan pendidikan yang berkualitas, sehingga personel Angkatan Siber memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman siber,” tuturnya.
Lantas, aspek terakhir adalah pengelolaan dan keamanan data. Fadel Muhammad juga mengatakan bahwa di dalam era digitalisasi seperti saat ini, data merupakan aset penting yang harus dilindungi. Oleh sebab itu, sektor swasta harus menyediakan solusi yang memungkinkan pengelolaan dan perlindungan data secara efektif.
“Termasuk pengembangan sistem manajemen data yang aman dan kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data,” sambungnya.
Menuju Indonesia Emas 2045
Semua yang disampaikan tersebut merupakan bagian dari aspek integral dari visi Indonesia Emas 2045. Target besar Indonesia ini menurut Fadel telah menuntut semua kalangan untuk bisa bersama-sama mencapai kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk teknologi dan keamanan siber.
Sehingga angkatan Siber TNI ini akan menjadi bagian integral dalam mewujudkan visi ini, memastikan bahwa Indonesia akan sangat siap menghadapi tantangan digital dan menjaga kedaulatan nasional di kancah global.
“Kedaulatan digital merupakan bagian penting dari kedaulatan negara. Dalam konteks geopolitik yang melibatkan negara-negara besar seperti Malaysia, Singapura, dan Australia, penguatan Angkatan Siber akan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi ancaman dari luar dan memastikan keamanan nasional yang stabil,” papar Fadel Muhammad.
Terakhir, Fadel juga memberikan penekanan bahwa pembentukan Angkatan Siber TNI memang sebuah langkah strategis yang sangat penting dalam memastikan keamanan dan kedaulatan digital Indonesia. Dukungan dari semua sektor, termasuk sektor swasta yang memproduksi produk keamanan siber buatan anak bangsa, sangat diperlukan untuk mewujudkan pertahanan siber yang holistik dan efektif. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat akan memastikan bahwa kita dapat menghadapi tantangan siber dengan kesiapan dan inovasi yang optimal.
“Mari kita bersatu untuk mendukung pembentukan Angkatan Siber dan memanfaatkan produk-produk lokal sebagai bagian dari strategi keamanan nasional. Dengan kerja sama dan komitmen bersama, kita akan membangun masa depan digital yang aman dan terjamin untuk Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.